PASKIBRA Adalah Teman, Sahabat, Cinta, dan Keluarga
Ketika
saya duduk di bangku SD, yang saya mengerti tentang pasukan pengibar
bendera hanyalah tiga anak yang mengibarkan bendera pada saat upacara
pengibaran bendera berlangsung di lapangan sekolah. Seiring waktu
berjalan, saya mulai sering mendengar kata”PASKIBRA”.
Awalnya
saya tidak mengerti apa itu paskibra, dan tidak ada niat sama sekali
untuk mengetahuinya. Hingga suatu saat, saya berteman dengan seorang
anggota paskibra di MTsN Subang. Dan ternyata, PASKIBRA itu adalah
singkatan dari ‘pasukan pengibar bendera’. Tapi tetap saja tidak ada
rasa keingin tahuan saya mengenai paskibra. Dan karena saya sering
melihat teman saya itu selalu latihan di lapangan dalam kondisi panas
terik ataupun hujan rintik, dan juga ketika diruanganpun malah
dibentak-bentak, semua itu menimbulkan pandangan negatif dari saya ke
paskibra. Dan saya pun semakin tidak peduli terhadap paskibra.
Ketika beranjak masuk kejenjang Aliayah, ibu saya menyarankan agar saya
masuk kedalam esktrakulikuler paskibra di salah satu MADRASAH negeri di
daerah tempat tinggal saya, yang katanya paskibra disana terbukti
berkualitas. Ya awalnya saya menolak. Maklum saja, usia saya ketika itu
adalah 15 tahun, usia lagi hobi-hobinya bermain. Dan karena saya
menggemari sepak bola ataupun futsal dan MB, maka saya lebih memilih
ekstrakulikuler futsal dan MB dari pada paskibra.
3 bulan
berjalan, akhirnya karena dibujuk oleh teman, saya mencoba untuk masuk
ke paskibra. Namun hanya sekitar 2 kali pertemuan saja saya masuk,
selanjutnya saya tidak ikut. Karena saya merasa di paskibra itu
membosankan dan melelahkan pula.
Memulai semester 2, saya ikut
paskibra karena dipaksa oleh teman saya. Alhasil, masuklah saya ke
paskibra untuk kedua kalinya. Dan akhirnya kali ini rasa keingin tahuan
saya tentang paskibra benar-benar muncul, maka saya putuskan untuk
menggeluti paskibra. Lagi pula, selanjutnya saya tidak akan mudah, atau
malah sangat sulit untuk keluar dari paskibra.
Karena, setelah
kurang lebih 2 minggu saya masuk paskibra, saya dan teman-teman saya
telah diikat dengan sebuah pelantikan.Dan saya pun makin terikat di
paskibra karena saya beberapa teman menjadi wakil dari sekolah saya
dalam seleksi CAPASKA (Calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka/PASKIBRAKA)
2015 tingkat Kabupaten Sukabumi. Sebuah jenjang yang dinilai lebih
tinggi tingkatannya dari paskibra sekolah. Dan juga memiliki beberapa
tingkatan mulai dari tingkat Nasional, tingkkat DT I (provinsi) hingga
DT II(kabupaten/kota).
Awalnya paskibra di sekolah mengadakan
seleksi siapakah yang akan diutus untuk mengikuti seleksi di PEMDA
setempat. Dan tahap seleksi disekolah itu ada dua tahap, dan waktu
setiap tahap adalah satu hari. Tahap pertama adalah seleksi wawancara.
Saya hadir, dan saya mengikuti tahap ini dengan baik. Tahap kedua adalah
tahap ujian SAMAPTA, seperti lari, push up, sit up dan pull up. . Dan
alahamdulillah saya terpilih menjadI CAPASKA 2015 Kabupaten Sukabumi,
dan menjadi wakil Kab.sukabumi untuk melanjutkan ketingkat Prov.Jawa
Barat dan alhamdulillah saya terpilih pula menjadi CAPASKA JABAR.
Dan selanjutnya yang saya lakukan adalah latihan, latihan dan terus
latihan, baik di sekolah ataupun di PEMPROV, saat panas terik matahari
ataupun saat dinginnya hujan, saya bersama teman-teman seperjuangan saya
terus ditempa oleh para senior dan instruktur. Dan untuk latihan di
PEMPROV, yang saya pahami mengapa saya dan teman-teman seperjuangan
terus dilatih, dibina dan ditempa hanyalah untuk mengibarkan duplikat
bendera pusaka pada saat 17 Agustus.
Dan begitu juga disekolah,
saya beserta teman-teman terus di latih hingga pada puncaknya pada saat
acara Surat Serah Terima Jabatan (SERTIJAB). Dimana saat itu adalah
penyeraahan jabatan dari senior saya ke angkatan saya. Nah, mulailah
lembaran baru bagi saya dan teman-teman dalam dunia kepaskibraan.
Sedikit demi sedikit saya dan teman-teman saya menapaki lembaran baru
ini. Dan sedikit demi sedikit pula kami mulai memahami dan menyadari
mengapa senior-senior kami dahulu memperlakukan kami dengan tegas atau
bahkan sedikit keras.
Sedikit demi sedikit kami memahami mengapa
ditengah panas terik kami tetap disuruh latihan, push up, lari keliling
lapangan. Itu semua agar fisik kami tetap terlatih dan terjaga kondisi
kesehatannya serta agar setiap gerakan yang kami tampilkan dalam setiap
perlombaan ataupun demo ekstrakulikuler tetap tegap berisi tanpa
mengurangi keindahan, keselarasan dan kekompakan kami.
Sedikit
demi sedikit juga kami memahami mengapa kami dibentak-bentak didalam
ruangan walaupun kami letih. Itu semua untuk membina mental kami,agar
mental kami menjelma menjadi mental sekeras baja.
Sedikit demi
sedikit pula kami mengerti mengapa senior-senior kami kadang mengacuhkan
kami, tidak mempedulikan kami. Itu semua supaya kami bisa mengembangkan
daya pikir kami karena nantinya kami harus berjalan sendiri.
Saya mengakui, bahwa semenjak saya aktif di paskibra, grafik nilai
pelajaran saya menurun. Memang saya bertanya kepada diri sendiri,
“mengapa nial saya turun ?” dan saya menyalahkan diri saya sendiri
tentang hal ini serta berusaha untuk memperbaikinya. Tetapi tidak
sedikit pun saya menyalahkan paskibra.
Karena di paskibra inilah,
saya bisa belajar tentang berorganisasi, tidak hanya sebatas sekolah
saja, tapi juga mencangkup masyarakat yang cukup luas. Dan memang, waktu
saya banyak tebuang karena kegiatan organisasi di paskibra, tapi
dibalik itu, saya lebih bisa meluaskan jaringan interaksi saya dengan
orang-orang disekitar dan menambah ilmu wawasan saya, karena saya yakin
ilmu tidak hanya didapat dari buku dan guru semata.
Dan sekarang
saya telah menjadi salah satu alumni serta senior dari paskibra. Saya
merasa, dan mungkin ada beberapa atau semua teman-teman alumni paskibra
juga merasakan, bahwa masa yang paling indah di paskibra itu adalah saat
menjadi junior. Yap, saat-saat di push up di panas terik, di suruh lari
di siang hari, di marahi, di caci maki, di bentak-bentak adalah
saat-saat terindah di paskibra. Bahkan sering kali saya merasa, atau
bahkan teman-teman alumni lain juga merasakan kerinduan yang mendalam
untuk kembali kemasa-masa terindah itu.
Karena saat itulah
saat-saat dimana rasa kekeluargaan, rasa kebersamaan, rasa saling
menyayangi, rasa saling percaya, rasa saling memiliki diantara kami
ditanam dan dipupuk. Hingga saat ini pun semua itu ada, dan sulit untuk
pergi. Dan bahkan sudah banyak pengakuan dari orang-orang yang bergelut
diluar paskibra, namun tidak hanya memandang paskibra dari satu sisi
saja, bahwa rasa kekeluargaan dan rasa kebersamaan di paskibra itu
adalah yang paling tinggi diantara yang lain. Dan itu memang terbukti
adanya.
Akhirnya, saya menyadari bahwa janganlah kita memandang
sesuatu itu dengan sebelah mata atau dengan satu sisi saja. Dan juga
janganlah kita berhenti ditengah jalan ketika kita menjalani sesuatu.
Karena jika kita berhenti, maka kita tidak akan merasakan manfaat dari
apa yang telah kita jalani. Maka untuk mendapatkan manfaat tersebut,
jalanilah sasuatu tersebut hingga usai dan dengan ikhlas.
Setelah
sekian lama saya bergelut di kepaskibraan, akhirnya saya sadar. Bahwa
pikiran negatif saya tentang paskibra dahulu adalah salah. Dan sekarang,
apapun pandangan orang tentang paskibra, bagi saya paskibra adalah
teman, sahabat, cinta dan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar